Senin, 28 Maret 2016

Artikel Deduktif

TEMPO.COJakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak ambil pusing jika sejumlah partai batal mendukungnya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa disebut Ahok akan mendukungnya. Namun, ternyata PKB urung memberikan dukungan kepada Ahok agar maju dalam pencalonan.

"Ya enggak apa-apa. Kan aku memang gak ngarep (berharap) dia dukung juga kok. Kami ngarepnya sama Teman Ahok kok," kata Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota, Senin, 28 Maret 2016.

PKB sebelumnya masih menimbang untuk mendukung Ahok melalui survei dan koordinasi dengan partai lain. Namun, pada akhirnya PKB menyatakan tidak akan memberikan dukungan kepada Ahok pada Pilkada DKI. Alasannya, PKB tidak mendukung lantaran Ahok telah memilih jalur independen.

Pada awal Maret lalu, Ahok memilih jalur independen untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Ahok mengandalkan relawannya, yaitu Teman Ahok untuk menggalang dukungan dengan mengumpulkan KTP minimal 7,5 persen dari total daftar pemilih tetap atau setara dengan 532.210 pemilih. Berdasarkan situs temanahok.com, jumlah KTP yang terkumpul hingga hari ini adalah 322.172. "Saya lihat bagus di tivi sdah 300 ribu," kata Ahok.

Sementara itu, Ahok masih membuka pintu bagi partai lain yang mendukungnya dengan tanpa syarat. Tak lama berselang, Partai Nasdem mendeklarasikan dukungannya kepada Ahok. Ketua Umum Surya Paloh sempat menghadiahi Ahok sebuah rompi bertuliskan "Teman Ahok" dengan lambang partai Nasdem pada huruf "O".

Kemudian, belum lama ini partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) juga mengambil jalan serupa. KetuA DPD Hanura DKI Jakarta Muhammad Sangaji mendeklarasikan dukungannya terhadap Ahok. Keputusan tersebut berimbas pada mundurnya Wakil Ketua DPD Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Partai Hanura Rachmat H.S. dan Wakil Ketua Bidang Legislatif dan Eksekutif Bustami Rahawarin karena tidak sejalan dengan partai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar