INDUKTIF 2
JAKARTA, KOMPAS.com -- Direktur Eksekutif Institute Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, keputusan pemerintah kembali menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai bukti tak adanya konsep manajemen pengelolaan ekonomi yang baik. Bahkan, Enny mengeritik manejemen yang diterapkan pemerintah itu sama saja seperti manajemen warung kopi.
"Semakin tidak
jelas mengelola negara. Ini manajemen warkop," ujar Enny saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat
(27/3/2015).
Dia menjelaskan, gaya pemerintah mengelola negara, terutama ekonomi
saat ini, cenderung reaktif dan hanya berorientasi
jangka pendek. Salah satu kebijakan yang dinilai Enny reaktif adalah
penghapusan subsidi BBM.
Menurut Enny, kebijakan penghapusan subsidi BBM membuat harga BBM
dilempar ke harga pasar. Akibatnya, harga BBM
naik-turun dengan mudah karena mengacu harga minyak dunia yang berfluktuasi.
Apalagi kata dia, pengelolaan negara yang dilakukan pemerintah tak memiliki
konsep yang jelas.
Bahkan, Enny menyebut pemerintah tak
memiliki perencanaan kebijakan yang baik. Hal itu yang dinilai Enny sama dengan
cara mengelola ala warkop yang terbilang sederhana.
Harga kebutuhan
sehari-hari masyarakat mengalami lonjakan cukup tinggi. Masalah harga biasanya
selalu muncul ke permukaan pada saat momen tertentu atau perayaan hari besar terutama
untuk kebutuhan bahan makanan seperti daging, ayam,telur dan beberapa jenis
bumbu-bumbuan seperti cabai, bawang merah dan bawang putih. Karena biasanya
disaat itulah masyarakat mempunyai kebutuhan yang sama dan serentak ingin
mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya itu. Yang menjadi penyebabnya tidak
lain tidak bukan adalah ketersediaan produksi tidak dapat memenuhi lonjakan
permintaan dan harga BBM dan musim juga dapat mempengaruhi melonjaknya bahan
pokok karena disebabkan naiknya ongkos distribusi akibat kenaikan harga BBM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar